Selasa, 01 Juni 2010

Ulah Manusia

Bencana alam telah banyak terjadi disekitar kita. Tsunami di Aceh beberapa tahun yang lalu, peristiwa situ gintung tahun lalu, banjir, longsor dan masih banyak lagi yang telah memakan korban. Kalau sudah seperti itu, siapa yang harus disalahkan? Kita tidak akan tahu siapa yang harus disalahkan dan kita juga tidak tahu apakah itu merupakan peringatan dari Allah atau ujian buat kita.
Kita sebagae manusia hanya bisa introspeksi diri. Bahwa banyak sekali manusia-manusia yang jahil seperti manusia yang suka buang sampah sembarangan sehingga bisa menyebabkan banjir. Manusia yang suka menebang hutan sembarangan sehingga dapat menyebabkan tanah longsor. Seharusnya kita sadar, bahwa bencana-bencana alam itu terjadi karena perbuatan manusia yang tidak responsible.
Selain itu, kita juga dapat melihat banyaknya orang yang dzolim, yang hanya mementingkan kesenangan sementara belaka, dan tidak pernah berfikir apakah perbuatannya itu salah atau benar? Apakah perbuatannya itu bisa merugikan orang lain atau tidak?Apakah perbuatannya itu bisa membuat Allah murka atau tidak? Karena sesungguhnya Allah tidak akan membinasakan suatu negri jika penduduknya telah melakukan kebaikan seperti firman Allah (Q.S Hud:117-119).
Setelah bencana alam terjadi, banyak orang-orang tak bersalah jadi korban. Rumah-rumah hancur berserakan sehingga mereka harus mengungsi dan rela tinggal dipenampungan. Gedung-gedung sekolah hancur, sehingga mereka rela berhenti sekolah untuk sementara waktu. Anak-anak yang masih butuh belaian kasih sayang orang tua harus rela untuk hidup sendiri tanpa orang tua mereka. Alangkah sedihnya mereka,,.
Seharusnya, semua itu bisa menyadarkan kita semua supaya tidak selalu membuat kedzoliman di muka bumi ini. Tanggung jawab pada lingkungan, dengan tidak menebang hutan seenaknya dan buang sampah pada tempatnya. Dan juga mengingatkan kita pada Allah, tuhan semesta alam, bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak Allah dan kita sebagai hamba hanya dapat berdo’a dan berusaha menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi larangannya. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat.

Sabtu, 10 April 2010

Gender

Secara bahasa gender adalah sifat sosial dari faktor gen. Namun, gender dari perspektif gerakan adalah feminisme yaitu gerakan sekelompok orang yang menuntut emansipasi wanita untuk memiliki kesetaraan hak dengan laki-laki. Perempuan yang sering dianggap sebagae konco wingking dan tidak boleh berkreasi, itu merupakan bentuk ketidakadilan bagi perempuan karena tatanan sosial yang patriarkis (menjadikan jenis laki-laki sebagae paling utama). Karena itulah muncul berbagae gerakan yang menuntut emansipasi wanita dan persamaan hak dengan laki-laki.
Sebenarnya dalam agamapun Gender sudah ada. Hal. itu dibuktikan dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ yang memandang perempuan sebagae makhluk yang mulia dan harus dihormati, yang pada waktu itu masyarakat arab sangat tidak menghiraukan nasib mereka. Surat An-Nisa ini memang benar-benar memperhatikan kaum lemah seperti anak-anak yatim, orang-orang yang lemah akalnya dan kaum perempuan. Maka, pada ayat pertama surat An-Nisa’ disebutkan bahwa Allah telah menyamakan kedudukan antara laki-laki dan perempuan sebagae hamba Allah yang masing-masing jika beramal sholeh pasti akan mendapatkan balasan sesuae dengan amalnya. Keduanya tercipta dari jiwa yang satu yang mengisyaratkan tidak ada perbedaan diantara mereka. Semuanya sama-sama dibawah pengawasan Allah dan sama-sama berkewajiban untuk menyembah Allah.
Gender bukan berarti harus sama antara laki-laki dan perempuan dalam semua bidang. Namun semua mempunyai tugas dan fungsi masing-masing. Seperti laki-laki sebagae kepala rumah tangga dan perempuan sebagae ibu rumah tangga. Hal itu tidak berarti merendahkan wanita, tapi merupakan keseimbangan hidup untuk menuju kepada persatuan dan saling melengkapi.
Menurut saya, selama perempuan masih tetap diberi kebebasan untuk berkarir, berkreasi dan tidak hanya sebagae konco winking saja, maka saya rasa keadilan tetep ada bagi perempuan.
Jadi bagi kaum Adam janganlah selalu memandang perempuan hanya bisa di dapur, karena bisa saja kaum hawa lebih dari kaum Adam. Begitu juga dengan kaum Hawa, jangan pernah meremehkan kaum Adam karena sesungguhnya kita semua sama di mata Allah.